PURWOKERTO - Menteri BUMN Dahlan Ikhsan selasa (19/8) kemarin berkunjung
di Kabupaten Banyumas, kunjungan kerja menteri BUMN dalam rangka panen sorgum
di Desa Legok Kecamatan Pekuncen,
Dahlan tiba di Bandara Tunggul Wulung pukul 10.30 WIB
disambut oleh Sekda Ir. Wahyu Budisaptono, Asekbang & Kesra Ir. Didi
Rudwianto dan dirut PTPN dan langsung menuju [endopo Si Panji untuk beramah
tamah dengan Bupati dan Wakil Bupati Banyumas, Ketua DPRD, Anggota Forkompinda
dan Pimpinan Dinas/Lemtekda Kabupaten Banyumas.
Usai ramah tamah Dahlan Ikhsan beserta rombongan menuju lokasi panen dan setibanya di lokasi
langsung melaksanakan panen Sorgum peninjuan display hasil olahan dari sorgum dan pembuatan
beoetanol dari sorgum.
Bupati Achmad Husein dalam sambutannya menceritakan,
kehadiran menteri Dahlan Ihsan bermula dari hasi pertemuannya pada saat
mengajar di dklat pemerintahan yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri
Husein menyampaikan bahwa Kabupaten Banyumas sedang melakukan
uji coba sorgum dengan polibek sebanyak
10.000 buah yang nantinya dapat digunakan untuk bahan bioetanol dan berbagai
diservikasi lainnya disambut baik oleh Dahlan Ihsan dan siap untuk datang di
Banyumas untuk melihat langsung.
Husein juga menyampaikan, dirinya punya keyakinan apabila
sorgum dikelola dengan sungguh-sungguh akan dapat mengatasi BBM dari fosil dan
masyarakat nantinya dengan alat yang sederhana dapat membuat sendiri BBM dari
bioetanol salah satunya dari sorgum.
Husein juga mengajak masyarakat yang tidak memiliki lahan
dapat menggunakan polibek sebagai media yang dapat ditaruh dimana mana bahkan
di atap asal terkena sinar matahari, dipupuk dan disiram air.
Mengawali sambutannya Dahlan Ikhsan mengatakan, dirinya
sangat memuji prakarsa yang dilaksanakan oleh Bupati Banyumas karena semangatnya untuk mengembangkan
Bioetanol dengan sorgum bukan manfaatnya atau hasilnya tetapi semangatnya untuk
mengembangkan sorgum di Banyumas.
Dahlan juga menyampaikan, BBM Indonesia adalah yang termurah
didunia dimana harga BBM dunia untuk premium/bensin adalah kisaran Rp. 10.000,-
dan di Indonesia dijual dengan harga Rp. 6.500,- sehingga setiap tahun
membebani anggaran negara, dan untuk mengatasinya adalah dengan pengembangan
beoetanol salah satu diantarannya dari sorgum.
Dahlan Ihsan menambahkan dirinya ingin agar sorgum diproduksi
besar-besran disamping untuk beoetanol juga untuk pengganti tepung dari gandum
karena kita tak bisa menanam gandum terkendala musim yang tidak cocok untuk
tanaman gandum di Indonesia dan selalu impor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda