Ketahanan Pangan Mantap, Banyumas
Raih Adhikarya Pangan Nusantara
BANYUMAS—Setelah menerima penghargaan Adhi Bhakti Pangan
Nusantara dari Gubernur Jawa Tengah atas hasil capaian kinerja
pembangunan ketahanan pangan di Kabupaten Banyumas, belum lama ini Bupati
Banyumas, Drs Mardjoko MM meraih penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dari
Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono.
Penyerahan penghargaan dilakukan di Istana Negara Jakarta, Jum’at (14/12) bersamaan
dengan acara Penyerahan Penghargaan APN 2012 yang dihadiri oleh seluruh
pimpinan Lembaga Pemerintah, Gubernur, Bupati dan Walikota se-Indonesia.
Bupati Mardjoko berhak menerima Penghargaan Adhi Bhakti Pangan Nusantara karena dinilai telah berhasil meningkatkan produksi pangan, antara lain padi 7,34%; jagung 4,52%; ikan 12,53%; daging 6,93%; dan telur 10.15%.
Disamping itu, Mardjoko
juga dianggap berhasil dalam perbaikan irigasi, jalan usaha tani dan embung.
Dibawah kepemimpinannya Pemkab Banyumas mampu meningkatkan skor Pola Pangan
Harapan (PPH) 83,7; meningkatkan NTP dari 102,80 pada tahun 2008 menjadi 107,42
pada tahun 2011; serta mengalikasikan dana APBD untuk ketahanan pangan hingga Rp
35 milyar per tahun.
Kepala Bapeluh KP Kabupaten Banyumas, Ir Wisnu Hermawanto MP menuturkan beberapa kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemkab Banyumas di bawah kepemimpinan Mardjoko dalam bidang ketahanan pangan antara lain peningkatan fisik berupa saluran irigasi dan jalan, pemberian bantuan peralatan pertanian, pupuk, benih, gerakan pengendalian Organisme Perusak Tanaman (OPT), pengembangan VBC ternak, dan peningkatan kawasan minapolitan.
Wisnu juga mengatakan, 3 aspek ketahanan pangan yang meliputi ketersediaan, distribusi, serta konsumsi dan keamanan pangan telah mengalami kemajuan yang sangat baik. Pada aspek pertama, pangan tersedia untuk seluruh penduduk dengan volume, keragaman, mutu, dan keamanan konsumsi pada distribusi pasokan merata seluruh wilayah. Harga pangan juga stabil dan terjangkau (lancar dan mengakses pada masyarakat).
Sedangkan pada aspek konsumsi,
rumah tangga telah mampu mengakses cukup pangan dan mengelola konsumsi sesuai
kaidah gizi dan kesehatan, dengan jenis pangan yang beragam, bergizi, seimbang
dan aman. “Keberhasilan dalam ketiga aspek ini telah mewujudkan ketahanan
pangan di Kabupaten Banyumas yang mantap“ kata Wisnu.
Selain itu, Mardjoko juga menerbitkan beberapa surat edaran untuk mendukung pembangunan ketahanan pangan, antara lain SE Bupati Banyumas kepada petani agar jerami sisa panen dibenamkan di lahan, SE Bupati Banyumas kepada pimpinan SKPD agar menggunakan kudapan non beras dan non terigu pada rapat-rapat yang diselenggarakan pemerintah, SE Bupati Banyumas kepada Camat untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan masyarakat dengan tanaman umbi-umbian (suweg, talas, irut dan lain-lain).
Selanjutnya surat Bupati
Banyumas kepada Camat tentang persiapan tanam dan pengendalian Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) pada setiap menjelang musim tanam, gerakan penggunaan
persemaian sistem methuk (menjemput bola), menjalin kemitraan dengan
Perguruan Tinggi (UNSOED, UGM) dalam pengembangan varietas baru (padi gogo
aromatik, kedelai Slamet/Sindoro) dan gerakan penanaman jagung tanpa olah tanah
(setelah panen padi langsung ditugal dan ditanami palawija).
Lebih jauh Wisnu menjelaskan, dari sisi kebijakan anggaran, pembangunan ketahanan pangan mendapat prioritas utama. Hal ini dapat dilihat dari pengalokasian anggaran yang cukup besar, yaitu tahun 2009 sebesar Rp 48.634.840.555, tahun 2010 Rp 32.059.595.693, tahun 2011 Rp 39.045.998.753, dan tahun 2012 sebesar Rp. 46.566.128.300.
Mardjoko mengatakan, penghargaan yang diberikan kepada dirinya dalam membangun ketahanan pangan di Kabupaten Banyumas pada hakekatnya merupakan prestasi bersama semua pegawai dan masyarakat Banyumas, atas komitmen yang kuat dan kerjasama yang baik, yang telah ditunjukkan selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda