Informasi Umum

Foto saya
Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia
Salah satu bagian dalam struktur organisasi di bawah Sekretariat Daerah Kabupaten Banyumas, Alamat : Jl. Kabupaten No.1 Purwokerto, Telp/fax (0281) 636733, e-mail : humas_bms@yahoo.com, website resmi Pemkab Banyumas : www.banyumaskab.go.id

Info Terkini

Video Lengger Calung Banyumas tampil di Istana Merdeka Jakarta dapat diunduh DISINI

Senin, 13 Februari 2012

Batik Banyumas


Pembatik Sokaraja Perlu Dilatih Cara Sukses Berbisnis Batik
■ Kunjungan Wamendag RI di Kabupaten Banyumas

Wakil Menteri Perdagangan RI, Bayu Kresnamurthi memperhatikan perajin Banyumas yang sedang membatik di komplek Sentra Batik Banyumas, Desa Sokaraja Kulon Kecamatan Sokaraja
“Masalah kurang majunya industri batik di Sokaraja bukan terletak pada batiknya, tapi Sokaraja-nya.” Begitu ungkap Wakil Menteri Perdagangan RI, Dr Ir Bayu Kresna Murthi MS menjawab pertanyaan Susiati dari BKM “Lestari”, dalam acara dialog Wamendag dengan perajin batik dan pedagang pasar Sokaraja Kabupaten Banyumas, Kamis (9/2) di sela-sela kunjungan kerjanya di Kabupaten Banyumas. Selain berdialog dengan para perajin, Wamendag juga menyempatkan meninjau setra batik Banyumas, di Desa Sokaraja Kulon Kecamatan Sokaraja.


Dalam acara yang berlangsung di Gedung Serba Guna Balai Desa Sokaraja Kulon tersebut, Wamendag memberikan pencerahan atas masalah yang diungkapkan oleh perwakilan perajin batik terkait pemasaran batik Banyumas yang sampai saat ini masih kurang optimal. Menurut Wamendag, selama ini para perajin batik Banyumas hanya mendapatkan pelatihan-pelatihan membatik, tetapi belum pernah mendapatkan pelatihan cara sukses berbisnis batik.

“Sokaraja perlu meneladani cara berbisnis para pesaing mereka seperti Pekalongan, Solo dan Jogja” ungkap Wamendag. “Pekalongan memiliki ciri khas berbisnis batik dalam skala besar (grosiran), batik Solo diminati karena nilai sejarahnya, sedangkan batik Jogja terbagi dalam 2 segmen pemasaran yakni untuk menengah ke atas dan menengah ke bawah” terang Wamenag. “Batik Banyumas perlu memiliki kekhasan agar dikenal dan diminati masyarakat” lanjutnya.

Wamendag mengakui, batik Banyumas sebenarnya memiliki potensi besar untuk dapat berkembang pesat. Namun, dalam kurun waktu 25 tahun terakhir batik Banyumas mengalami penurunan peminat. Masa kejayaan di tahun 70-80an ada sekitar 7000 pembatik namun sekarang hanya tinggal sekitar 700 pembatik.

Dalam dialog terungkap, para perajin batik menginginkan agar desa Sokaraja Kulon bisa dikembangkan dengan dana dari Kementrian Perdagangan, menjadi kampung batik karena desa ini merupakan daerah pusat batik di Kabupaten Banyumas. Di kampung batik tersebut selain akan terdapat kios-kios batik juga direncanakan terdapat Pusat Jajanan Banyumas (Pujamas), arena bermain anak, lahan terbuka hijau, gazebo dan sebagainya.

Menanggapi usulan para perajin dan masyarakat tersebut, Wamendag belum dapat menjanjikan apa-apa, karena belum adanya anggaran untuk mewujudkannya. Namun demikian Wamendag berjanji akan membantu memfasilitasi pengembangan batik Banyumas. Wamendag akan mengupayakan peningkatan omzet penjualan batik Banyumas hingga sepuluh kali lipat, asalkan para perajin dan masyarakat Banyumas berkomitmen untuk memperbaiki manajemen industri batik dan menetapkan konsep yang jelas untuk batik Banyumas agar mempunyai daya saing.
Rangkaian kunjungan Wamendag di Kabupaten Banyumas dimulai dengan peninjauan UPT Pasar Sokaraja, dialog dengan para pelaku usaha batik dan usaha lain perwakilan pedagang Pasar Sokaraja, kunjungan ke sentra batik Sokaraja Kulon, dialog dengan jajaran pejabat Pemkab dan pelaku usaha Kabupaten Banyumas di Pendopo Sipanji Kabupaten Banyumas, dan diakhiri dengan pertemuan dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) Kabupaten Banyumas di Gedung Rektorat Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto.(sbr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda