SRI Hasilkan 11,44 Ton Padi per Ha
■ Panen Perdana Demplot Danaraja
BANYUMAS─Bertempat di desa Danaraja Kecamatan Banyumas, Selasa (6/3) Bupati Banyumas, Drs Mardjoko MM melaksanakan panen perdana padi yang dibudidayakan menggunakan metode SRI (System of Rice Intensification). Kegiatan dirangkai dengan Temu Wicara P3A dan Kelompok Tani se-Kecamatan Banyumas dengan Bupati Banyumas, di lapangan setempat.
Demplot tanaman padi seluas 0,5 Ha tersebut merupakan kegiatan uji coba, hasil kerjasama antara Pemkab Banyumas melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM), dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu OPAC dan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (UGM).
Budidaya padi berjenis Inpari 13 tersebut menggunakan sistem pemupukan semi organik, dengan ketentuan penggunaan pupuk organik sebanyak 50 kw/ha, Urea 2 kw/ha, Ponska I kw/ha dan SP 36 1 kw/ha. Umur bibit 14 hari dengan jarak tanam 25 x 25 cm. Dengan metode ini hasil panen mencapai 11.440 kg per hektar.
Jika dibandingkan dengan pola konvensional, metode SRI mampu menghemat benih hingga sepertiga. Metode ini juga dinilai sangat bermanfaat untuk mengatasi masalah keterbatasan air. ”SRI merupakan upaya untuk memberdayakan para petani, karena bisa menghemat biaya dan air, hasilnya pun lebih bagus,” ungkap Nur Yanto, anggota tim teknis FTP UGM. “Padi bukanlah tanaman air tetapi membutuhkan air untuk proses pertumbuhannya.” imbuhnya.
SRI yang disunting dari Madagaskar, adalah metode budidaya padi intensif dengan memperhatikan manajemen perakaran yang berbasis pada pengelolaan hemat air sebesar 7–8 % dari kebutuhan umumnya. Menurut Suharto dari BBWS Serayu Opak, Metode SRI telah diterapkan di DIY sejak tahun 2003, sedangkan di Kabupaten Banyumas pertama kali diterapkan pada tahun 2010.
Kepala Dinas SDABM Kabupaten Banyumas, Ir Irawadi CES melaporkan, pelaksanaan demplot padi SRI di Kabupaten Banyumas pada tahun 2010 dilaksanakan di Desa Tinggarjaya Kecamatan Jatilawang. Sedangkan untuk tahun 2012 ini demplot dilaksanakan di 2 lokasi, yaitu di Desa Danaraja Kecamatan Banyumas dan Desa Wangon Kecamatan Wangon, masing-masing seluas 0,5 hektar.
Irawadi menambahkan, sebelum dilaksanakannya demplot padi SRI tersebut telah dilaksanakan sosialisasi dan pelatihan teknis lapangan penanaman bibit pada bulan November tahun lalu. Kegiatan tersebut diikuti oleh 75 petani dari Desa Danaraja dan Wangon.
Bupati Banyumas, Mardjoko mengharapkan, keberhasilan demplot di desa Danaraja ini dapat dijadikan motivasi bagi petani-petani lain di Kabupaten Banyumas, karena hasilnya menggembirakan. Metode ini, lanjut Mardjoko, akan mampu menjawab tantangan kondisi sekarang, khususnya di lokasi-lokasi yang sedikit air.
Selain untuk meningkatkan budidaya padi sebagai bahan makanan pokok, Mardjoko juga meminta kepada masyarakat setempat untuk memanfaatkan lahan pekarangan semaksimal mungkin dengan ditanami tanaman-tanaman non-padi, seperti uwi, gembili, suweg dan lain-lain dalam rangka mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Banyumas.
Selain itu, Mardjoko juga mengharapkan agar seluruh elemen masyarakat turut mengawasi penggunaan lahan-lahan pertanian, khususnya lahan-lahan produktif agar tidak digunakan atau dialihfungsikan untuk kegiatan-kegiatan selain pertanian, semisal untuk pemukiman.■(sbr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda